Thursday 19 January 2012

Hatiku Tak Sekeras Batu Tawas (kodong)

Halo Agangs,
Malam ini malam jumat. Itu artinya adalah malam yang tepat untuk penggalauan.

Baidewei, sesuai judul di atas, Hatiku tak sekeras batu tawas. Iya dua kata yang sangat begitu bergentayangan di otak saya. “Hati” dan “Batu Tawas” (dua kata atau tiga ini kah ?, anggap saja dua !) .


Kenapa batu tawas ?  oke sebelum terlalu jauh ngegosipi si batu tawas, ini saya kenal kan dulu apa itu batu tawas. Kalau saya disuruh menyebutkan benda yang paling ajaib pasti saya memilih batu tawas sebagai salah satunya.

Iya, Batu tawas itu ajaib. Dengan morfologinya yang tidak karuan (baca: jelek) mampu bermanfaat bagi umat manusia. Manfaat yang saya rasakan itu adalah bisa menghilangkan bau badan. Tapi setelah saya cium baunya tetap masih ada. Maksud saya memang baunya masih ada tapi bau yang kecut seperti cuka atau bau yang bisa membuat bulu hidungmu rontok bisa minggat dalam beberapa waktu. 

Apa yang membuat batu tawas itu hebat sehingga bisa menangkal bau badan ? katanya sih punya senyawa kimia tapi terlalu cerdas bagi saya untuk membahas hal itu.

Memang di zaman yang modern ini (zamannya Justin Bieber) memakai batu tawas sebagai penangkal bau badan sangatlah kuno yang mana batu tawas hanya dipakai waktu zaman majapahit. Saat ini banyak yang lebih suka memakai deodorant yang roll, tapi bagi saya Batu Tawas, I’ll always use.

Batu tawas itu sangat keras. Iya, sangat bisa saya pastikan keras. Kalau kamu tidak percaya nanti saya timpukin di kepala kamu. Kalau bengkak berarti saya tidak bohong.

Sewaktu kuliah dulu (dulu? Tua amat), saya sering membawa sebongkah batu tawas. Maklumlah sebagai anak kuliah yang kadang-kadang ikut demo, takutnya sering berkeringat di bawah cerianya matahari. Jadi perlu batu ajaib supaya tetap terlihat Tampan ganteng. Batu tawas juga baik digunakan sebagai senjata buat tawuran. Iya, bisa tapi tidak disarankan. Karena belum ada asuransi yang bisa mengklaim akibat kecelakaan dari batu tawas.

Well, kenapa saya bilang hatiku tak sekeras batu tawas ?

Hati yang saya punya ini sebenarnya mirip dengan batu tawas tapi tidak sekeras batu ajaib itu.
Walaupun batu tawas itu keras tapi jika sering digosok (baca: dipakai ke ketek) pasti akan habis juga. Nah itulah hati yang saya kantongi saat ini. Keras, yah sangat keras. Namun suatu saat pasti akan luluh juga.

Buat hati itu, 
yah,...... hati itu ! 
beri sedikit waktu buat hati ini.

Makassar, pertengahan Januari 2012

Ngonline sambil ngemil Batu Tawas     


http://bhendjhen.blogspot.com/2012/01/hatiku-tak-sekeras-batu-tawas-kodong.html   

3 comments:

  1. buka2 juga itu hati, terlalu banyak memilihki mungkin?? :p

    ReplyDelete
  2. Hahaha. Kacau! Kacau sekali postingan ini!
    Saya ketawa dibikinnya.

    ReplyDelete
  3. diah : sy non aktifkan dulu ini hati dalam beberapa waktu

    tyar yg mudah2an tampan : mau batu tawas juga ? sy lg jd markettingnya lohhh....

    ReplyDelete

Komen Maki' ! Gratis ji, tapi jangan pake nama Anonim nah ^_^