Tuesday, 21 December 2010

Potensi Pulau Samalona

Tadi pagi saya ke kampus untuk menghadiri rapat internal suatu komunitas tertentu, tidak sengaja saya melihat sebuah tugas sebuah mata kuliah pengganti nilai yang kosong di papan pengumuman jurusan. Tugas itu tentang karakteristik dan potensi yang dimiliki sebuah pulau di Kepulauan Spermonde. Nah, berhubung saya pernah melakukan praktek lapang serta memiliki data tentang beberapa pulau di kepulauan Spermonde maka saya akan berbagi sedikit informasi buat teman-teman tapi kali ini saya cuma akan membahas tentang Pulau Samalona. Eh jangan lupa cantumkan sumbernya yah (nama saya dong biar dikenal sama dosen) ! :-)

 PULAU SAMALONA

Pulau Samalona termasuk dalam kumpulan pulau-pulau yang terletak di wilayah selatan Selat Makassar atau di sisi barat semenanjung Sulawesi Selatan, yang juga merupakan salah satu pulau dari gugusan kepulauan Spermonde atau Spermonde Shelf. Pulau Samalona merupakan bagian wilayah administrasi dari Kelurahan Mariso Kecamatan Mariso Kota Makassar dengan luas pulau 2,34 Ha (Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, 2006).

Secara geografis Pulau Samalona berada pada posisi koordinat 119º20’33, 4” - 119º20’38,3” BT dan 05º07’26,9” - 05º07’32,2” LS. Bagian utara Pulau Samalona berbatasan dengan Pulau Barrang Caddi, sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Kota Makassar, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Pulau Kodingareng. Pulau Samalona berjarak sekitar  3,45  mil laut dari ibukota propinsi Sulawesi Selatan (Makassar). Untuk mencapai Pulau Samalona ini dapat dilakukan dengan menggunakan kapal motor dengan waktu tempuh sekitar 30 – 45 menit perjalanan dari dermaga Kayu Bangkoa atau dermaga Popsa.

Menurut Dinas Pariwisata Tingkat I Sulawesi Selatan (2003), Pulau Samalona adalah salah satu dari pulau-pulau koral di lepas pantai Makassar yang dikenal sebagai tempat untuk berenang dan menyelam (snorkling). Batu karang yang mengelilinginya berupa taman laut bawah air mempunyai susunan koral dalam segala tipe dan warna-warni yang indah dari kehidupan biota laut dan ikan tropis yang menghuni karang disekitar pulau tersebut. Selain itu, keindahan alamnya seperti hamparan pasir yang putih dan kondisi perairan yang jenih merupakan salah satu keunggulan Pulau Samalona yang kemudian mengundang banyak wisatawan untuk berkunjung ke pulau ini. Pulau ini juga sering menjadi lokasi penelitian kelautan karena ekosistem perairannya yang beragam serta tujuan penelitian untuk pengembangannya oleh pemerintah.

Dari hasil wawancara mengenai aspek demografi, Pulau Samalona dahulu merupakan tempat berlibur oleh pembesar-pembesar Belanda ataupun Pejabat pemerintah Makassar, masyarakat biasa tidak boleh datang. Pulau ini pertama kali ditempati oleh penduduk oleh karena rencana pemerintah untuk menempatkan beberapa orang di pulau-pulau sekitar Makassar untuk tembok pertahanan. Dewasa ini jumlah penduduk Pulau Samalona yaitu 79 orang (kebanyakan anak-anak) dengan 16 kepala keluarga. Pulau ini memiliki kepala RT yang bertugas mengurus administrasi yang berhubungan dengan kegiatan di pulau.

Penduduk merupakan etnis Makassar dan agama yang dianut yaitu Islam. Sebagian penduduk sejak lahir telah tinggal di pulau ini, sementara sebagian lainnya merupakan pendatang dari pulau sekitar yang berkeluarga dengan penduduk pulau. Pulau biasanya ramai pada hari-hari libur, selain disebabkan oleh kedatangan wisatawan, juga karena kedatangan penduduk pulau (mayoritas anak sekolah) yang sekolah di kota Makassar dan sekitarnya. Sementara itu banyak penduduk memperoleh penghasilan dari kegiatan wisata seperti penyewaan alat selam dasar, penginapan, dan juga tempat untuk beristirahat. Mereka menangkap atau memancing ikan hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Penduduk juga memperoleh penghasilan dari penjualan kepiting yang ditangkap jaring tiap minggunya.

Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara, penduduk Pulau Samalona sangat setuju dengan adanya kegiatan wisata pantai di pulau ini. Tetapi pemerintah kurang memberikan dukungan terhadap pembangunan fasilitasnya, terbukti sejak dermaga dan WC umum rusak, tidak pernah ada lagi bantuan yang didapatkan. Justru bantuan banyak datang dari pihak luar yang peduli terhadap kelangsungan kegiatan wisata pantai di pulau ini. Bahkan untuk mempercantik pulau, masyarakat sendiri yang menanam pohon di sekitar pantai yang nantinya dapat digunakan untuk tempat berteduh para wisatawan.

Resort yang ada di Pulau Samalona


Dari hasil wawancara dan kuisioner dengan pengunjung yang pernah datang ke pulau ini, mayoritas pengunjung melakukan kegiatan mandi dan renang. Hal ini disebabkan kegiatan ini sederhana dan tidak memerlukan banyak biaya. Penduduk pulau juga menyewakan alat selam dasar untuk melihat panorama bawah laut. Pengunjung masih menganggap terumbu karang di pulau ini bagus. Selain itu banyak juga pengunjung yang hanya datang untuk menikmati keindahan pemandangan alam di sekitar Pulau Samalona dengan keunikan pasir putihnya. Pengunjung juga banyak yang mengeluhkan adanya hewan yang mengganggu kegiatan mandi dan renang yaitu bulu babi dan ubur-ubur.

Fasilitas Penunjang Kegiatan Wisata Pantai

Kegiatan wisata di pulau Samalona tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana pendukung yang ada di pulau ini.

Prasarana
Menurut Wahab (1997) dalam Sihite (2000), prasarana (infrastructure) kepariwisataan adalah semua fasilitas yang tersedia serta yang memungkinkan segala kegiatan berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Berikut ini adalah beberapa prasarana yang tersedia di Pulau Samalona :

A. Sistem penyediaan air   
Penduduk Pulau Samalona menggunakan sumur, yang terdapat di sekitar pulau sebanyak 5 buah, untuk membantu kegiatan sehari-hari seperti mencuci dan juga mandi. Sumur-sumur ini juga dipakai oleh wisatawan yang selesai melakukan kegiatan renang ataupun mandi di laut. Di pulau ini juga terdapat beberapa tempat penampungan air yang sewaktu-waktu dapat digunakan baik oleh penduduk maupun wisatawan. Air sumur yang payau tidak dipakai untuk diminum ataupun memasak, oleh karena itu setiap minggunya penduduk pulau berangkat ke Makassar untuk mendapatkan air bersih.
B. Pembangkit tenaga listrik
Untuk menunjang kegiatan di malam hari, semua rumah di pulau ini telah dilengkapi pembangkit listrik berbahan bakar bensin. Oleh karena harga bahan bakar minyak akhir-akhir ini semakin meningkat, penduduk pulau hanya menggunakannya pada sekitar jam 6 sore sampai dengan jam 8 atau 9 malam. Tetapi waktu nyala generator listrik juga tergantung dari permintaan wisatawan yang menginap, dengan syarat mereka mengganti bahan bakar yang telah dipakai.
C. Dermaga
Dermaga merupakan salah satu prasarana yang biasa terdapat pada pulau untuk kelancaran keluar masuknya barang. Keberadaan dermaga mempengaruhi banyaknya alat transportasi seperti perahu motor untuk mengangkut para wisatawan yang ingin mendatangi Pulau Samalona. Dermaga yang dibangun oleh pemerintah kota bekerjasama dengan PT Aksa ini, berada di bagian timur laut dengan kondisi yang hancur dan hanya menyisakan tiang penyangganya saja. Menurut hasil wawancara dengan penduduk setempat, bahwa dermaga hancur akibat terpaan ombak secara terus menerus dan kadang-kadang melintas kayu-kayu besar yang menghantam dermaga di pulau ini.
D. WC umum
Kondisi WC umum di Pulau Samalona tidak jauh berbeda dengan dermaga, yaitu tidak layak untuk dipergunakan lagi. Padahal prasarana yang dibangun atas kerjasama pemerintah dan pihak swasta ini, merupakan salah satu prasarana yang paling dibutuhkan untuk kegiatan wisata di pulau ini. Kerusakan prasarana-prasarana ini juga diakibatkan karena lalainya penggunaan oleh sejumlah wisatawan yang memanfaatkannya.
E. Musholla
Bangunan ini didirikan oleh hotel Purnama ± 6 tahun yang lalu ditengah-tengah Pulau Samalona. Ukurannya yang kecil, tidak dapat menampung keseluruhan penduduk pulau yang beragama Islam, sehingga menurut wawancara, penduduk pria yang ingin melaksanakan shalat Jum’at berjamaah banyak yang melakukannya di Kota Makassar.
Sarana
Sementara itu sarana (superstructure) kepariwisataan menurut Sukarsa (1999), adalah perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan. Ada beberapa sarana pendukung yang menyebabkan banyaknya wisatawan datang ke pulau Samalona, yaitu:

A. Akomodasi  
Fasilitas akomodasi adalah tempat menginap/makan/minum orang yang melakukan perjalanan menjadi seorang tamu. Akomodasi merupakan salah satu komponen yang sangat penting serta merupakan kebutuhan dasar bagi wisatawan selama mereka berada di daerah tujuan wisata (Cooper, 1996 dalam Sukarsa, 1999). Pulau Samalona memiliki fasilitas akomodasi ini. Pulau ini memiliki 6 rumah untuk tempat penginapan dengan harga sewa bervariasi yaitu sekitar 200 ribu/malam tergantung ukuran rumah dan fasilitas yang disediakan. Terkadang juga rumah warga disewa sesuai dengan keinginan wisatawan. Mayoritas rumah penduduk berada di tengah-tengah pulau sedangkan rumah yang khusus untuk penginapan menghadap ke arah laut agar wisatawan dapat menikmati pemandangan laut dengan panorama pasir putihnya. Di sekitar pantai juga terdapat bale-bale atau tempat istirahat yang dapat digunakan wisatawan setelah melakukan aktivitas di pulau ini. Semua fasilitas akomodasi ini dibangun sendiri oleh penduduk Pulau Samalona tanpa ada bantuan dari pihak pemerintah daerah.
B. Transportasi
Transportasi (pengangkutan) wisata pada hakekatnya adalah jasa untuk memindahkan wisatawan dari satu tempat asal ke tempat lain yang merupakan daerah tujuan wisata. Dalam hal ini, untuk mencapai Pulau Samalona wisatawan dapat menggunakan perahu motor yang banyak tersedia di dermaga Kayu Bangkoa atau dermaga Popsa dengan waktu tempuh ± 30 menit perjalanan. Menurut Sukarsa (1999), beberapa faktor yang harus dipenuhi oleh angkutan agar dapat berfungsi dengan baik adalah faktor kenyamanan (comfort), waktu, dan biaya (rate).
C. Rumah makan atau Kantin
 Terdapat satu kantin yang letaknya berada di tengah-tengah Pulau Samalona. Lokasinya yang rindang di bawah pepohonan dapat membuat pengunjung merasa nyaman. Kantin ini menyediakan berbagai macam makanan dan minuman, yang juga dilengkapi dengan tempat istirahat di sekitar kantin.
Ketersediaan sarana diatas bila dijaga dengan baik merupakan aset yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke pulau ini, sesuai dengan pernyataan Sukarsa (1999) yaitu pada dasarnya semua sarana tersebut merupakan fasilitas minimal yang harus ada pada suatu daerah tujuan wisata. Jika salah satu tidak ada maka dapat diketahui perjalanan wisata yang dilakukan tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Mungkin itulah sedikit yang bisa saya berikan informasi tentang Pulau Samalona. Dan makasih buat tim Tata Ruang 2008.

Tim Tata Ruang 2008


 Ok Agangs,.......
Semoga Bermanfaat :-)

4 comments:

  1. lumayan membantu posting ta ces dalam mengerjakan tugasku, khususnya saya sebagai mahasiswa pariwisata. tarima kasih banyak nah :)

    ReplyDelete
  2. sangat membantu sekali ini ces, terutama saya yang anak mahasiswa pariwisata. mercy :)

    ReplyDelete
  3. hasil jepretan ku itu nah.... mana royalti nya harlan?

    ReplyDelete
  4. @nidaul: iya sama-sama

    @andi etty : hehhehe, mau dibayar berapa :p

    ReplyDelete

Komen Maki' ! Gratis ji, tapi jangan pake nama Anonim nah ^_^