Thursday, 9 December 2010

Kekuatan Yang Saya Sembunyikan

Malam ini BT ku, nda’ tau kenapa. Mungkin gara-gara nda’ bisa keluar karena hujan seharian dan kebetulan si jago merah abis di cuci. Facebook-an, ah… bosan. Main game seharian di kamar juga bikin boring mana nda’ ada cemilan lagi. Inisiatif melangkahkan kaki ke penjual martabak pun muncul saat perut ini seakan berbisik ke telingaku “saya lapar” wow padahal sejam yang lalu saya sudah makan malam. Melirik jam dinding di kamar, ternyata sudah hampir jam sembilan, payung pun segera saya ambil untuk mengindari hujan yang sudah mulai agak reda kemudian berjalan melewati jalan yang agak tergenang dan beberapa tikungan yang kira-kira sekitar 100 meter dari rumah saya. “Nah.. itu dia penjual martabaknya” kata saya dalam hati dari seberang jalan. Baru kaki ini mau beranjak dari tempat saya berdiri untuk menyeberang tiba-tiba terdengar suara yang tidak jauh dari saya “tek…tek…tek…tektektektek pakkk”
secara spontan saya bilang “Matemi ja…..”
 
Apa yang terjadi ? kejadiannya begitu cepat, saya sangat heran dari apa yang saya lihat. Seorang tukang becak yang mengenakan jas hujan di depan becaknya sedang menahan baliho yang begitu besar yang menimpanya, kalo’ nda salah baliho itu salah satu sponsor minuman. Mungkin karena hujan jadi tanah tempat tiang baliho tersebut jadi longsor ditambah lagi angin yang cukup kencang. Sayang saya nda’ bisa mengabadikan kejadian itu tadi karena nda’ bawa HP, padahal keren skali itu gayanya tukang becak. 

Melihat kejadian itu, saya langsung menghampirinya untuk membantu tapi sebelum saya sampai beberapa orang yang melihatnya langsung datang menolong dan memindahkan  baliho tersebut ke tempat yang aman. “nda’ apa-apa jaki’ ? apa ta’ luka ? nda apa-apa ji becak ta’ ? kenapa bisa jatuh itu baliho?” dan beberapa pertanyaan yang sejenisnya dituturkan oleh orang-orang yang berdatangan. Setelah saya perhatikan ternyata kondisinya baik-baik saja mungkin yang pegal cuma tangannya yang tadi menahan baliho yang menimpanya sendirian. Di tempat itu saya bertemu dengan teman main bola saya waktu kecil tapi saya lupa namanya. Kami tertawa membahas kejadian tadi.
 
Kejadian itu mengingatkan saya 2 tahun silam yang terjadi di Pulau Samalona, kejadian yang dialami tukang becak itu mirip-mirip dengan apa yang anda lihat di bawah ini :

   
Ini bukan lebay, rekayasa kamera atau hasil editing, karena ini adalah foto asli bahkan pakar telematika sekalipun akan membenarkan keaslian foto ini. Hahahaha…. Its me. Saya tidak akan menceritakan bagaimana dan kenapa itu bisa terjadi, biar saya saja yang tahu. Hehehehe. Ok back to tukang becak tadi. “Dech bateku’ makkala’ liat ki tadi itu orang kodong” kata teman saya sambil geleng-geleng kepala. “iyo saya juga” sambil menutup payung yang saya bawa karena sudah tidak hujan lagi. Bercerita sambil berjalan tak terasa sudah sampai di depan rumahku.
“Masuk ka’ dulu saya nach”
“iyo cika” balasnya sambil melambaikan tangan
Sampai di rumah cuci kaki terus masuk kamar, setelah duduk di depan laptopku baru saya sadari kalau saya lupa beli martabak.

Gubrak…@$%%^&**(     

2 comments:

  1. naSsami ka gra2 tukang becak nu lupai beli martabak....wkwkwk

    kocak abiZz...

    ReplyDelete

Komen Maki' ! Gratis ji, tapi jangan pake nama Anonim nah ^_^