Friday, 10 December 2010

Cinta Lama Bersemi Kembali

Entah bagaimana caranya menggambarkan suasana hati saya hari ini. Jika anda pernah merasakan jatuh cinta mungkin kurang lebih itulah yang saya rasakan saat ini, tapi bukan jatuh cinta yang saya rasakan melainkan rasa bahagia yang tak bisa saya deskripsikan. Seperti ada getaran yang bergejolak di hati ini. Kegirangan  itu berawal dari seseorang yang menelfon ke rumah tadi sore. Saat itu saya berada di rumah tetangga dan lima menit kemudian saya pulang ke rumah untuk mandi. Setelah saya mandi adik saya yang paling bungsu yang mengangkat telfon tadi memberitahu saya bahwa tadi ada telfon buat saya tapi dia lupa namanya, katanya sih dari seorang perempuan tapi tidak meninggalkan pesan. Sekilas saya berfikir kalau memang penting pasti dia nelfon ke HP saya, tapi ternyata HP saya tidak aktif karena 2 jam yang lalu saya charge (cas). Lalu saya mengaktifkan HP, beberapa detik kemudian ternyata ada 2 buah sms yang masuk. Sms itu terlulis seperti ini :

Assalamualaikum. Land, bisa ki’ ketemu ntar sore ? karna mau ka’ kumpul mi abis maghrib”
Dan sms berikutnya :
“Land, dimana ki’ ? Mau meka’ ke rumah ta’ ini …!  

Itu adalah sms dari mantan saya yang berinisial “T”” (maaf cuma inisial saja, takutnya orangnya marah kalau disebut namanya). Isi dari sms-nya itu adalah meminta bantuan saya untuk membantu mengerjakan laporannya yang belakangan ini sering saya bantu. Dia sedang koas di salah satu rumah sakit di Polman dan sekarang pada tingkatan dua. Penelitian yang dilakukan sekarang adalah di bagian penyakit respirasi. Sikapnya yang sopan, rendah hati, dan sederhana serta mau bergaul dengan siapa saja membuat saya selalu bangga padanya.

Setelah saya membaca sms-nya saya langsung menelfonnya dan ternyata dia sudah berada di jalan dekat rumah saya. Tidak lama kemudian dia datang ke rumah saya bersama temannya. Yah dia bersama Wana sahabatnya yang saya tahu tapi tidak begitu kenal. Dengan senang hati saya menyambutnya dan mempersilahkan masuk. Kebetulan waktu shalat maghrib sudah masuk jadi saya shalat magrib dulu begitupun dia dan temannya sebelum kami membahas soal laporan yang akan kami diskusikan.

Singkat cerita kami sedang membahas laporannya yang akan saya edit, dia duduk tepat disamping saya. Ow sungguh grogi rasanya, sesekali saya berdiri dan berjalan ke dapur untuk menyembunyikan rasa grogi saya yang dari tadi berkeringat padahal kipas angin yang begitu kencang di depan saya dan cuaca sangat begitu dingin malam ini karena hujan. Kurang lebih 15 menit kami berdiskusi tiba-tiba pacarnya Wana datang untuk menjemput. Akhirnya kamipun tinggal berdua di ruang tamu. Kadang diri ini menertawai diri sendiri. Sebegitu groginya kah saya di dekatnya.

Editing laporannya pun selesai tapi dia meminta saya lagi untuk menemani ke dosen pembimbingnya. Dengan bujukan yang seakan memaksaku untuk mengatakan iya, akhirnya sayapun ikut dengannya. Sebenarnya saya tidak mau sekali keluar dengannya malam itu soalnya ada pantangan saya yang akan saya langgar yaitu tidak mau naik mobil kalau seorang cewek yang nyetir apalagi cuma berdua, tapi pantangan itu saya langgar demi dia karna tidak mungkin  saya yang nyetir yang belum terlalu mahir mengendarai mobil.

Hujan di malam itu lumayan deras dan berhubung dia memarkir mobilnya agak jauh dari rumah saja jadi kami menggunakan payung untuk sampai ke mobilnya. Dengan perasaan yang masih grogi saya melindunginya dari hujan yang akan membasahi baju dan jilbabnya yang begitu indah dia kenakan. Lumayan romantis lah. Akhirnya sampai juga di mobil dan menuju sebuah klinik dokter yang merupakan tempat dosen pembimbingnya. Klinik itu di sekitar Panakkukang yang Cuma butuh 15 menit untuk sampai ke tempat itu. Di mobil kami bercerita sedikit tentang masa lalu kami, sesekali dia menanyakan tentang pacar saya yang sekarang.     

Entah mengapa perasaan ini begitu dingin, ini bukan karena suhu dari ac mobil  atau cuaca yang begitu dingin karena hujan malam ini. Lama pertanyaan itu aku pikirkan.

sambil memperhatikan kendaraan yang ada di depannya, sepintas dia bertanya :
“nda marah ji pacar ta’ ini kalo dia tau kita jalan berdua kayak gini ?”
“nda’ ji itu, kan jalan ji sama sepupuku” jawaban saya secara spontan dan dengan hati yang kurang begitu senang sambil berkata dalam hati (kok sebut-sebut dia sich ?) padahal malam ini yang saya mau cuma topik antara saya dan dia.   
iya dia memang masih ada hubungan keluarga dengan saya, karena kami ada hubungan darah dari masing-masing nenek kami (terlalu ribet untuk saya jelaskan)

Ada juga kalimat dari mulutnya yang tidak bisa saya lupa yaitu :
“ku sukanya kalo hujan kayak gini Land, nda tau kenapa”
Dengan sedikit bercanda saya menjawab : “sepertinya pernah ada yang jadikan itu status dech di FB”
Sambil tersenyum dan mengatakan kepadaku karena tersinggung dengan jawabanku tadi :
”ich…ternyata ada yang selalu perhatikan statusku’ nich”
Dengan sedikit ngeles saya jawab : “Hahhaha nda juga ji dech, kebetulanji waktu itu saya liat”

Dengan sedikit gurauan itu kami pun sampai di klinik pembimbingnya, saya menemani sampai di depan klinik saja dan menunggunya yang lagi masuk mencari dosen pembimbingnya. Tidak lama kemudian dia keluar dengan wajah yang agak begitu kusut. 
"Gimana ti, ada dokternya ?"  tanyaku
"nda ada, tanggal 17 pi baru datangki, dech pusingku" jawabnya sambil memikirkan apa dampak jika dosennya itu baru datang  pada hari itu. Kucoba untuk menghiburnya dan mengajak untuk membicarakannya di dalam mobil saja. Sewaktu di dalam mobil dia begitu pusing, ingin sekali saya membantunya tapi tidak tahu dengan cara bagaimana, dia sibuk menelfon temannya yang juga anak bimbingan dari dokter tersebut. Sesekali saya tatap wajahnya secara sembunyi-sembunyi dari sudut mata ini. Entah mengapa sampai saat ini saya masih sangat sulit menatap kedua matanya padahal 2 tahun lebih dulu kami pacaran.

Sempat dia menghembuskan nafas dengan perlahan lalu istighfar kemudian menjalankan mobilnya. Tanpa sadar dia sharing kepadaku, tanpa sadar pula saya tidak memperhatikan topik dari pembicaraannya, saya begitu terbawa suasana dengannya, mendengarkan suaranya yang merdu, tatapan matanya yang begitu indah  (ini mi inie kalo orang lagi kasmaran). waktu itu saya cuma bisa bilang : "Semua ini pasti ada hikmahnya ti, yang sabar yah !" dan iya bilang : "Iya makasih Land"

Tak terasa sampai juga di depan rumah saya dan saya pun turun dan kembali mengubur perasaan yang pernah ada itu karna saya tahu kami akan sangat sulit dipersatukan karna berbagai hal.


Mudah-mudahan suatu saat dia akan membaca tulisan ini dan megetahui kalau begitu besar rasa cinta ini kepadanya. Ataukah mungkin dia tidak akan pernah menemukan tulisan ini dan biarkan saja saya yang mengubur dalam-dalam perasaan ini. Tidak banyak yang saya harapkan, saya juga tidak memaksa dia untuk membalas yang saya rasakan ini, saya cuma hanya ini dia tahu kalau sampai kapanpun dia akan selalu ada di hati ini.
 
  
sabar yah ti ! Ikhlaskan saja semuanya kepada Allah swt, Mudah-mudahan semuanya cepat terselesaikan dan bisa menjadi seorang Dokter yang di ridhoi Allah swt, Amin......!    


 

6 comments:

  1. aduhh...
    keluarkan saja ano...
    spya qm jg lebih legah!!
    dri pda beban pikir ehmm.. aslii mi nda enakk.-_-'

    ReplyDelete
  2. mantaap tawwa...
    lanjutkan...

    dy mmg lebih berartii...

    ReplyDelete
  3. hmm. .kereeen, surprise bged biz bc niy blog :) ga nyangka.. tengkyuuu, like it ! Anonymous "yg berinisial d atas"

    ReplyDelete
  4. Akhirnya nongol juga orangnya. Maaf kalau ada kata-kata saya yang salah. Saya tidak ada maksud apa-apa. Saya cuma mencoba menumpahkan perasaan yg saya rasakan waktu itu

    ReplyDelete

Komen Maki' ! Gratis ji, tapi jangan pake nama Anonim nah ^_^